Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember 5, 2010

Memaknai Ulang Framework Bisnis

  Selesai acara Gadaipreuner Lombok 2024 kemarin, saya sambil nyetirin Mas J sempat ngungkapin;  "Saya yang ngikutin Mas J dari 2019 pun, baru benar-benar memahami pentingnya mengikuti satu framework di tahun 2024!"  Butuh waktu 5 tahun bagi saya untuk benar-benar secara 'kaffah' mengikuti mazhab formula (framework bisnis pemula) yang digagas Mas J.  Saya kasih tanda petik pada kata kaffah, bukan berarti saya setengah-setengah mengikuti Formula, saya bahkan tidak pernah punya mentor bisnis lain selain Mas J.  Terus kenapa 5 tahun?  "The teacher will appear when the student is ready." kata Mas J ngutip Tsung Zu.  Karena memang sayanya yang goblok, lama sekali baru paham. hehehe... Tapi ilustrasinya gini,  Saya mulai bisnis dari modal nekat aja, gak ngerti mau kemana, gak ngerti harus belajar dari mana.  Di masa bertahun-tahun itu, saya seperti berada lorong gelap labirin dengan percabangan jalan yang luar biasa banyak. Di setiap belokan banyak sekali jebaka

Skenario Peran

Satu peranan dalam panggung sandiwara kehidupan seharusnya given , diberikan, bukan diminta. Itulah yang menunjukkan fungsi hakiki seorang sutradara, memberikan peran. Pemain bertugas memainkan lakon. Kalau sang pemeran bersikukuh bertungkus-lumus menginginkan satu peran tertentu, maka panggung lakon akan kacau tak selesai. Pemain yang meminta peran dan mendikte sutradara, adalah pemain yang kurang ajar. Berulah dan mengacaukan pemeran-pemeran lainnya, hingga pementasan tak lagi menjadi sebuah karya indah melainkan kekacauan egoisme. Pencaian satu peranan yang diberikan oleh sutradara kehidupan dunia nyata, memang tidak serta merta seperti dalam lakon sandiwara. Bedanya, naskah dalam lakon sandiwara diberikan di awal namun dalam panggung kehidupan, naskahnya sudah tertulis namun tidak secara gamblang bisa kita baca. Sifatnya given , tapi kita diminta untuk melakukan pencarian. Uniknya lagi, sang sutradara hanya menetapkan rambu-rambu dalam adegan, kita diminta untuk me

Satu Peranan

Pencarian dalam kosa kata kehidupan adalah kata yang tidak pernah selesai untuk dirangkai. Ketika satu waktu kita mendapatkan sebuah kalimat yang betul-betul bagus, di lain hari, kalimat itu menjadi biasa-biasa saja, tak berkesan lagi seperti pertama kali ia hinggap di lidah kita. Ia berubah menjadi hambar, seperti permen di ujung habisnya; hanya tinggal sisa ampas tak berasa. Tinggal telan dan hilang. Tapi memang begilah manusia berkalung kehidupan. Mencari dan terus mencari. Tak selesai dalam satu titik. Selalu muncul tanda koma, padahal sebelumnya itu adalah sebuah titik pada awalnya. Yah, selama udara hilir mudik melalui hidung dan paru-paru, selama itu pula pemahaman dan pengalaman baru mengubah lagi susunan kalimat paten yang terpatri sebelumnya. Berubah dan terkikis dengan waktu. Saya jadi teringat syair lagu ciptaan Taufik Ismail yang dipopulerkan oleh Nike Ardila, sebalum kita lanjutkan pembicaraan kita, maukah engkau menyanyi bersamaku? Dunia ini Panggung Sa